Pages

Sunday, January 22, 2017

Log of the Weekend

Masih terlalu pagi untuk nyeritain hari Minggu ini. Tapi sejauh ini, sampai jam sepuluh waktu Filipina ini, apa yang telah terjadi adalah: 1) tidurku terganggu pada pukul lima pagi karena roommates pada berisik--the two of them had just came back from their "night adventure" and I think their parents and teachers never teach them how to keep their voices low--I was so annoyed that I finally decided to put my earphones on and play Limitless on repeat until I woke up two hours later wishing they would sleep through the whole day, 2) menjalankan kerutinan pagi yaitu cuci-cuci (badan, baju, kitchenware), 3) nonton Youtube. Aku nggak pengin ke mana-mana hari ini (kemarin aku juga nggak ke mana-mana). Uangku menipis dan dengan jumlah yang sedikit itu aku harus survive setidaknya sampai Januari berakhir.

Hari Jumat kemarin (20 Januari), aku dan kawan-kawan pergi ke Greenhills Shopping Center. Beli oleh-oleh. Pulang-pergi naik Grab. Malemnya nggak faedah banget. Lagi-lagi kami dandan cantik dan ganteng untuk sebuah kesia-siaan. Jadi acara malem itu harusnya welcoming dinner dan kami telah mengharapkan acara makan-makan yang semi-formal, punya susunan acara yang jelas, dan biayanya ditanggung pihak penyelenggara. Tapi nyatanya acara itu tak lebih dari karaokean nggak jelas dan bahkan kami harus patungan untuk bayar. What the fuck? Asli itu momen what the fuck banget. Apalagi orang-orang pihak penyelenggara ini ngomongin liburan mulu, tiap weekend jalan-jalan mulai dari city tour sampai vacation ke pulau lain, and I was like ????? Ya sanalah terserah pada jalan-jalan foya-foya buang-buang duit. I'm not coming. I'm definitely not coming. Apalagi vacation ke pulau lain--itu menurutku pointless banget. Negaraku juga punya pulau-pulau indah dan aku bisa ke sana bersama keluarga. Kalau yang bule-bule dari Tiongkok, Eropa, dan India mah terserah, ya. Tapi yang jelas aku nggak tertarik sama sekali sama liburan-liburan yang alam-alam kayak gitu. Ke pantai aja males. Apalagi ke luar pulau. Bayar sendiri, lagi. Mending duitnya ditabung buat plesiran sama keluarga di Raja Ampat.

Sabtunya aku nggak ngapa-ngapain. Di dorm aja mengisi baterai untuk jiwaku yang lelah. Tapi aku dan temen bikin janji sama Pak Indra. Kami pengin berkunjung ke rumah Pak Indra minggu depan. Nggak tahu ya, aku lebih suka menghabiskan waktu sama orang-orang dari lingkungan KBRI daripada orang-orang Filipina yang ngurusin kami di sini. Selain karena aku gampang nyamannya sama orang-orang Indonesia, pergaulan dengan orang-orang KBRI juga lebih berfaedah daripada dengan kawan-kawan pengurus yang ngajak buang-buang duit mulu. Membuatku bertanya-tanya, sebenernya aku ngapain, sih, di sini? Agenda project nggak jelas, tiap weekend acaranya hedon doang. Pada saat yang sama aku juga sadar kalau aku nggak bisa mengikuti arus yang dibuat orang-orang pengurus itu. Di sini aku ditantang, gimana caranya aku bisa menghabiskan waktu dan uang untuk hal-hal yang berguna dan berfaedah, dan itu semua tergantung pada diriku sendiri. Aku harus berani menolak ketika diajak main ke bar. Aku harus lantang menjelaskan kalau aku nggak boleh makan babi-babian. Aku harus menahan diri untuk nggak ikut jajan atau cuma beli minum doang saat lagi bepergian sama participant lain dan mereka pada makan-makan. Aku harus nggak peduli soal bagaimana mereka menilaiku--dianggap nggak seru karena mendem doang di dorm, dipandang sebagai orang miskin, sok suci, kaku, dan embleketek lainnya. Di sini ilmu bodo amat itu penting banget. Selama kamu bodo amat, kamu bisa survive.

Tapi tentu saja bodo amatnya nggak lantas bodo amat sama segala hal di dunia.

Tadi malam, aku dapat kabar kalau teman sekelasku waktu SMP meninggal dunia karena kecelakaan pendakian. Sedih banget. Sediiiiih banget. Aku bisa nulis satu post didedikasikan untuk dia doang walaupun kami nggak pernah deket dan aku hanya pengamat dari jauh. Apalagi ini pertama kalinya aku merasakan ditinggal mati teman sekelas. Momen ini akan terus berdatangan sampai aku tua. Apakah rasa sedihnya akan selalu sekental ini? Rasanya aku kayak dikasih peringatan sama Allah supaya lebih dan lebih berhati-hati dan menguatkan iman, apalagi tadi malam aku dan para participant diajak clubbing sama orang pengurus. Demi apa aku ikut melakukan kemaksiatan kayak gitu. Nggak tahu ya, rasanya sangat sangat sangat salah banget ngajak orang kayak aku pergi ke tempat kayak gitu. Nggak cuma karena aku muslim yang (insyaAllah) taat, tapi juga karena aku 1) introvert yang berdedikasi, 2) homebody garis keras, 3) pengidap asociality, 4) that typical nerd, 5) mageran parah. Jadi rasanya kayak--menolak ajakan main ke acara berbau party kayak gitu tuh udah sangat natural buatku (nggak ada rasa pakewuh sama sekali, nggak ada rasa nggak enak hati, justru aku bisa menuntut orang yang ngajak supaya menghormati keputusanku kalau mereka maksa ngajak, dan kalau mereka masih aja maksa ngajak, yo gelut wae), dan aku udah bodo amat banget sama aftereffect-nya. Lagian aku hidup di rumah doang aja udah banyak dosa, apalagi clubbing. Mending aku nggak punya temen sama sekali tapi selamat donya akherat daripada punya temen tapi rame-rame kena siksa kubur dan terjun ke neraka.

Trus aku mau cerita apa lagi, ya.

Aku hanya ingin segera pulang. Aku ingin pulang sebelum BTS comeback (semoga mereka comeback pas aku udah pulang AAMIIIIN). Aku ingin pulang sebelum Momocip tumbuh dewasa dan udah nggak jadi kitten lagi :( Aku ingin pulang sebelum mbakku sembuh total dari cedera supaya bisa menghabiskan banyak waktu bareng di rumah. Aku ingin pulang sebelum ketinggalan makin banyak update dari dunia Korea. Pokoknya aku ingin segera pulang karena hal-hal sepele kayak gini, dan aku bahkan mencantumkan countdown di sidebar blog ini karena aku nggak bisa berhenti menghitung hari. Soal akan jadi seperti apa aku setelah menyelesaikan program ini... aku nggak yakin apa aku akan menghayati peran sebagai global citizen... rasanya ketertarikan dan ambisiku di situ tidak sebesar itu... di sini aku malah menemukan keseriusan yang luar biasa tinggi untuk mempelajari bahasa dan budaya Korea, jadi aku hanya berharap sepulangku dari sini aku bisa belajar bahasa Korea dengan jauh lebih giat, kursus ataupun nggak kursus. Tadi malem aku belajar sedikit soal negation, dan bangun dari tidur ada dua kosakata baru yang melekat banget di ingatanku, yaitu 일하다 dan 오징어. Aku senang :D Pokoknya tahun ini aku harus bisa ngobrol pake bahasa Korea sama Marsa.

Dan kemudian aku mau cerita apa lagi, ya.

Mau cerita tentang homesick tapi di post yang berbeda aja, deh.

Sepertinya ini saja. Sapa aku dong di curiouscat.me/sachissi atau di Twitter (@sachissi). Aku lack of pembicaraan yang berfaedah banget di sini :( Diskusi haseyo :(

Date 2017.01.22
Location Dormitory
Music Let the Drummer Kick by Citizen Cope

No comments:

Post a Comment