Pages

Tuesday, January 10, 2017

3 Meals A Day

Makanan-makanan saya hari ini paling fancy dibandingkan hari-hari sebelumnya--ya meskipun hari-hari sebelumnya lebih beragam mulai dari nasi lauk + mashed potato, pasta, sampai spanish food (yang sangat tidak cocok untuk lidah saya). Kemarin, untuk makan malam, tante teman saya yang menyediakan akomodasi (baca: apartemen) tempat saya nebeng sebelum pindah ke dorm, membuatkan saya dan teman saya stir fry dengan shrimp. Sisa dari stir fry itu disimpan untuk kami makan hari ini selama si Tante pergi bekerja. Saya dan teman saya rupanya punya keinginan dan pandangan yang berbeda tentang makanan, jadi menu-menunya tidak sama. Masing-masing dari kami berkreasi sendiri. Rupanya si Tante baru bisa pulang agak larut karena terjebak traffic kota ini yang memang luar biasa, jadilah kami masak-masak sendiri untuk tiga kali makan: sarapan, makan siang, dan makan malam.

Salah satu motivasi personal saya dalam mengikuti Global Citizen adalah untuk melatih kekreatifan dan kemandirian dalam hal survival, salah satunya soal memasak dan makanan, sebagai persiapan sebelum mengikuti pertukaran pelajar dan atau melanjutkan sekolah di Korea Selatan. Di rumah memang sudah bereksperimen beberapa kali, tapi hanya dengan bahan-bahan masak yang itu-itu saja. Three meals a day saya hari ini menyadarkan saya bahwa rupa-rupanya dunia masak praktis itu lebih luas dari sekadar nasi, saus, bawang-bawangan, dan telur yang biasa saya masak di rumah. Bisa dibilang bahan-bahan inilah zona nyaman saya karena nggak ngerti bahan lainnya dan terlalu malas untuk melengkapi perlengkapan di dapur. Tapi di apartemen ini bahan-bahan dan peralatannya lengkap sekali, sudah seperti di minimarket atau malah lebih lengkap lagi, dan ada microwave yang tidak ada di rumah saya. Ditinggal kerja seharian memberi saya kebebasan untuk mencampurkan bahan-bahan yang ada tanpa merasa canggung, apalagi memang sudah dipersilakan oleh si Tante untuk help yourself, don't be shy, kalau mau sesuatu tinggal ambil aja. Saya jadikan kesempatan ini untuk belajar menu-menu praktis baru yang semuanya bersumber dari imajinasi saya sendiri. Alhamdulillah semuanya enak.

Sarapan


Sarapan saya hari ini dua. Tumben banget karena biasanya kalau makan sendiri, cuma makan main course doang. Karena tidak bisa sepenuhnya lepas dari karbohidrat dan tidak ada nasi, sebagai pengganti nasi saya masak mi, ramyeon Nongshim edisi veggie yang berlabel Korea Muslim Federation Halal Certificate (si Tante adalah bule Australia muslim, berhijab, jadi semua bahan masaknya terjamin halal). Dikasih keju sedikit karena iseng. Rasanya kurang sip kalau hanya mi doang, maka saya ambil sedikit sisa stir fry kemarin, dipanaskan di microwave dan dikasih keju sedikit (juga karena iseng), lalu dijadikan makanan pendamping. Di sini kekreatifan saya belum terlalu keluar. Saya cuma merasa lumayan kreatif ketika memutuskan untuk memanaskan stif fry dan menjadikannya makanan pendamping, sebab tidak biasanya saya menyediakan makanan pendamping. Sayur-sayuran, lagi.

Makan Siang


Nah, di sini saya mulai berkreasi. Malam sebelumnya, untuk menyiapkan makanan kami keesokan harinya selama ditinggal bekerja, Tante memasakkan daging goreng, kentang goreng, dan menyediakan dua potong jagung yang kemudian disimpan di kulkas. Merasa tak enak kalau semua makanan itu dibiarkan begitu saja, saya pun mendorong diri sendiri untuk berkreasi. Sempat sedikit kecewa karena nggak ada nasi, tapi kekecewaan itu musnah sepenuhnya ketika saya ingat kalau kentang dan jagung itu sendiri mengandung karbohidrat dan bisa dijadikan pengganti nasi, seperti mi tadi pagi. Gimana ya kalo kentang sama jagungnya dicampur? Perasaan "mau tak mau karena adanya cuma ini" segera digantikan rasa penasaran yang benar-benar genuine, seperti pengin eksperimen. Akhirnya saya ambil wadah-wadah berisi daging goreng, kentang goreng, dan satu potong jagung di kulkas, lalu melepaskan biji-biji jagung dan mengumpulkannya di mangkuk kecil. Kentang pun ditambahkan, lalu ditaburi keju parmessan. Dagingnya saya taruh di piring kecil yang kemudian diberi sedikit bawang bombai dan selembar keju di atasnya. Satu per satu, dua makanan ini dipanaskan di microwave.

My bad, ada sedikit kegagalan pada eksperimen ini. Daging dan kejunya terlalu lama dipanaskan sampai-sampai kejunya gosong :( Kering banget dan tidak cantik meskipun rasanya tetap enak. Sungguh saya menyesal karena kalau memanaskannya hanya satu menit dan bukannya dua menit seperti yang telah saya lakukan, pasti hasilnya bagus dan layak foto :( Tapi selain itu, semuanya baik-baik saja. Sama sekali tidak ada yang salah dengan rasanya. Kombinasi kentang dan jagung rupanya sangat enak, apalagi ada lauk kecil-kecilan berupa daging goreng. Mangkuk yang saya gunakan terbilang kecil (sama seperti mangkuk stir fry saat sarapan), tapi itu saja sudah bikin kenyang. Kenyangnya yang memuaskan gitu, bukan kenyang berlebihan yang bikin muak lihat makanan. Enak banget pokoknya.

Makan Malam


Si Tante terjebak macet dan memutuskan untuk pulang beberapa jam setelah makan malam, maka saya dan teman saya pun harus membuat makan malam sendiri. Teman saya memasak makanan yang lebih fancy dengan pasta, susu, keju, dan mi. Agak ribet dan memakan waktu meskipun bahan-bahannya sederhana. Saya punya ide yang berbeda. Kentang, daging, dan stir fry di kulkas saya keluarkan lagi, dicampur di mangkuk kecil yang ukurannya sama seperti mangkuk saat sarapan stir fry dan makan siang, ditaburi keju parmessan, bawang bombai, black pepper, dicemplungi telur, lalu dimasukkan ke microwave. Sesederhana itu. Semua bahannya tinggal ambil dan dipanaskan selama satu menit. Setelah selesai, saya menaburinya dengan bawang merah goreng. Begini pun enak dan mengenyangkan (walaupun telurnya kurang matang) :') Memang mungkin kurang cocok bagi yang porsi makannya besar, tapi kebetulan porsi makan saya tidak besar, jadi makanan sederhana seperti ini sangatlah ideal dan membahagiakan.

* * *

Saya khawatir ini adalah three meals a day paling proper dan paling terakhir yang akan saya miliki karena hari ini adalah hari terakhir saya tinggal di apartemen dengan dapur penuh aneka bahan makanan dan peralatan masak. Mulai besok, saya akan tinggal di dorm di mana memasak tidak diizinkan dan yang tersedia hanyalah kulkas dan microwave. Petualangan saya yang sesungguhnya di kota ini akan dimulai, begitu pula penyederhanaan besar-besaran dalam segala hal, terutama makanan. Saya sudah sangat bersyukur karena sedikit banyak tujuan saya ikut program ini sudah tercapai, yaitu mengasah kreatifitas dalam memasak. Sudah jelas saya akan mengulang menu-menu three meals a day hari ini di masa depan nanti. Bisa dibayangkan dapur kecil di apartemen kecil saya di Korea Selatan kelak akan diisi dengan kentang, jagung, daging dari toko halal, sayur-mayur, bawang-bawangan, telur, dan keju. Bumbu-bumbuan juga tentunya; garam, gula, merica, lada hitam, saus tiram. Microwave, wajan, panci, sumpit, sendok, garpu, pisau. Untuk survival dalam hal memasak dan makanan, saya jadi makin siap.

Saya takut mulai besok menu sehari-hari saya tak akan lebih dari nasi abon atau nasi sosis. Tapi tidak apa-apa, namanya juga hemat dan yha s u r v i v a l. Masih ada kemungkinan untuk jajan-jajan hemat sebagai variasi.

Date 2017.01.10
Location An apartment in Rockwell, Makati, PH
Music Self Control by Frank Ocean

P.S.
Maaf kalau foto-fotonya blur. Seharusnya tidak. Sepertinya ini efek template blog yang ngelebarin foto-fotonya seenak jidat :(

No comments:

Post a Comment