Dua hari lalu aku baru menyadari betapa pentingnya cokelat untuk kesehatan jiwaku. Dua hari ini aku mendengar "sugar rush" disebutkan dua teman, dan dua hari ini aku entah kenapa tiba-tiba kangen sama anak-anak Fantastic Five dan jadi sering kebayang Adit makan es krim dengan muka juteknya. Barulah kerasa banget betapa hampa dan garing hidupku selama tiga minggu tidak mengonsumsi makanan-makanan manis hanya karena alasan ingin hidup hemat.
Aku jadi kepikiran sugar rush, hyperactivity yang dialami seseorang setelah mengonsumsi gula. Aku kepikiran banget soalnya Adit itu pecandu gula tapi kenapa sifat dan kelakuannya lempeng-lempeng aja, ya? Nggak pernah hyper? Malah kalo nggak makan gula, dia jadi nyebelin. Mood-nya nggak jelas. Dia satu-satunya tokoh ceritaku yang cinta banget sama gula melebihi penulisnya sendiri. Kemudian aku browsing dan menemukan informasi bahwa secara ilmiah sugar rush itu hanyalah mitos (something Adit would say and have researched since a long long long time ago). Aku nangkepnya sugar rush itu tak lebih dari sebutan yang diberikan kepada orang yang mood-nya ter-boost (?) setelah mengonsumsi makanan dan minuman manis, dan efek boost ini (?) beda-beda ke setiap orang. Aku sendiri lebih suka menyebut kecintaanku pada gula sebagai pemenuhan kebutuhan serotonin. Sumber gulanya bisa dari cokelat, susu, atau bahkan teh manis. Pokoknya yang manis-manis. Aku diancam diabetes tapi nggak peduli, rasanya hidupku bukanlah hidup jika tanpa gula. Dan aku melupakan itu selama tiga minggu ini, sampai akhirnya dua hari lalu aku beli cokelat termurah di Sevel dan mengingat kembali betapa nikmat dan menyenangkannya gula. Kemarin aku juga beli susu kedelai cokelat di Sevel dan rasanya aku harus menjadikan makan cokelat dan minum susu sebagai rutinitas selama tinggal di sini--kayak yang udah aku lakukan di Indonesia. Serotonin, bro. Kebutuhan primer demi jiwa yang sehat. Efeknya tuh, gimana ya, nggak bikin aku kena sugar rush, tapi ya seneng aja gitu. Menenangkan dan menyamankan pikiran. Kayak Adit kali, ya. Antidepresan.
Hari ini kesibukan mengajar dimulai. Setelah melakukan semacam presentasi introduction di learning center (dan ketemu adik-adik lucu yang gemesnya luar biasa), aku dan kawan-kawan jalan kaki ke Ayala Triangle Gardens untuk makan malam di salah satu kafe yang ada di sana. Setelah itu kami jalan kaki pulang ke dorm, dan aku sadar kalau jalan kaki ini efeknya lumayan gede untuk suasana hatiku. Aku udah memperhatikan, selama menjalani project ini, mood-ku paling bagus kalau 1) ngegabut di dorm setelah menjalani hari-hari yang melelahkan, dan 2) jalan kaki di daerah Ayala. Yang jalan kaki ini terutama. Capek sih iya, ngeluh juga iya, tapi seneng dan ikhlas ngejalaninnya. Tasku berat tapi langkahku enggak. Jaraknya jauh tapi aku nggak keberatan. Seharian ini aku nggak mengonsumsi sesuatu yang manis selain Mogu Mogu (yang aku minum terus sampai pulang dari jalan-jalan), tapi mood-ku rada hyper kayak orang kebanyakan makan gula. Aku yang biasanya kalem dan diem, tiba-tiba nyanyi-nyanyi selama perjalanan jalan kaki pulang ke dorm. Aku jadi mikir-mikir, kenapa bisa gitu, ya? Yah sebenarnya dari pagi mood-ku udah bagus karena nonton NCT Life dan mungkin oppa-oppa ganteng dan lucu itu memberi efek yang sama seperti sugar rush, tapi aku nyanyi-nyanyi dan joget-joget dikit pake tangan, trus pas lihat trotoar ada gambar bulat-bulatnya aku lompat dari bulatan satu ke bulatan lainnya kayak Mario... rasanya agak tidak lumrah. Mau bercanda "aku hari ini kayak orang mabok" ke temen, tapi temen habis mabok beneran weekend kemarin dan rasanya aneh kalau aku sok-sokan mabok gitu di depan pelakunya (?) sendiri lol. Ah apa aku cuma lagi seneng karena setelah sekian lama akhirnya bisa makan burger lagi, ya? Burgernya enak (dan murah) banget, lagi. Cuma sayangnya kafenya agak jauh dari dorm (di Ayala Triangle Gardens).
Apa pun sebab, alasan, dan penjelasannya, intinya sih hari ini aku senang. Presentasiku agak kacau dan tidak tertata--lebih kayak word vomit gitu di depan anak-anak--and I overthought everything--public speaking is always scary apalagi bahasa Inggrisku nggak lancar-lancar amat, tapi aku sedikit bangga pada diriku for not giving up in the middle of the fight. Itu kebiasaan burukku, but today I endured the pressure and even though I didn't give out the best of me, I think it wasn't too bad. Lagian ini tadi baru pertemuan pertama. We were awkward, everything was awkward. It takes time to create the bond, and I am not alone. The other participants are experiencing the same challenge. But para pengurus and teachers in the learning center will help us get through it. Ada Allah juga. Selalu memohon ke Allah semoga kami selalu mendapat kelancaran, kemudahan, dan bantuan.
Oke aku tambah senang karena berhasil mengunduh semua episode NCT Life in Seoul. Wi-fi dorm lagi bagus banget deh aku sukaaaaaaaa.........
Sepertinya itu saja cerita singkat hari ini. Gaada foto karena males mindahin dari hape ke laptop.
안녕.
안녕.
Date 2017.01.24
Location Dormitory
Music Another World by NCT 127



























