Pages

Monday, February 6, 2017

Ketertarikan-ketertarikan Baru

Elaborating my journal entry.

* * *

Aku mulai menemukan keasyikan traveling.... Like, when I see a city framed in picture or video, there's this voice that whispers unexpectedly but somehow naturally, telling me that I want to go there and I should do that someday. Bahwa sebenarnya--dan ternyata--because I've found out--jalan-jalan dan menetap sebentar di tanah asing selama beberapa waktu itu berat tapi menyenangkan. Rasa senang itu datangnya mungkin belakangan, but it is definitely something that is worth waiting--and fighting--for, dan bisa jadi keasyikan traveling itulah--yang datangnya betulan belakangan--yang telah mengubah cara pandangku. Recently I realized that I want to feel it again, but in different places and with different people, which is why I've started to mentally note every country and city I'd hopefully visit in the future. Rasanya agak sayang kalau cuma Korea Selatan, Vietnam, Inggris, dan Amerika Serikat. Maka aku menambahkan negara-negara Asia Timur, Australia, dan Islandia.

Akhir-akhir ini aku mulai memikirkan hal-hal yang lebih besar daripada yang biasa kupikirkan. Seperti, haruskah aku mengikuti atau memulai--kalau belum ada--kampanye perlindungan hewan domestik di kampung halamanku? Rupanya kejadian penyelamatan lima anak kucing beberapa waktu lalu meninggalkan bekas yang cukup besar. Ceritanya begini: Aku menemukan lima anak kucing yang usianya mungkin baru jalan beberapa minggu dibuang dengan kotak kardus di pinggir jalan besar, dan mereka menjerit-jerit panik sambil menjatuhkan diri dari trotoar ke jalan yang dilintasi mobil-mobil besar. Malam itu rasanya aku rela ketinggalan pesawat pulang ke Indonesia; pikiranku blank dan yang kutahu hanyalah aku harus mengamankan anak-anak kucing itu dulu. Perasaan itu, rupa-rupanya, terbawa dalam keadaan hidup sampai sekarang, seperti lumut tumbuh di dinding yang sebelumnya kosong dan bersih, dan aku mulai berpikir "aku harus melakukan sesuatu". Ini bukan kali pertamaku dibuat menangis oleh ulah kejam manusia terhadap hewan domestik--peliharaan seperti kucing dan anjing atau peternakan seperti ayam dan sapi. Ada banyak kecelakaan sadis yang telah terjadi, mulai dari kucing terlindas di jalan dan mayatnya tidak dipinggirkan, sampai kambing-kambing mati karena ditumpuk di mobil bak terbuka. I could really start a campaign out of this. Manusia-manusia di kotaku--dan seluruh negeri--harus mengerti kalau hewan itu juga punya perasaan dan bisa merasakan sakit. Mereka menderita seperti kita ketika dilukai. Mereka punya hak yang sama dengan kita untuk diselamatkan dari kebakaran dan bencana alam. Mereka titipan Tuhan, bagian dari kehidupan dan alam semesta, dan bukankah manusia diciptakan untuk memelihara Bumi dan segala isinya? Kita mendapatkan manfaat dari para binatang, mulai dari kulit sampai darahnya, lalu apa susahnya berbuat baik pada mereka? Tidak harus sampai menjaga dan melindungi dengan berkontribusi pada para aktivis atau tempat-tempat konservasi. Cukup dengan menempatkan mereka pada kandang yang pantas, diberi makan dan minum, diizinkan istirahat setelah bekerja keras, dan ditolong ketika disiksa.

Setelah bosan bertanya-tanya mengapa aku tidak bisa tertarik pada isu-isu politik, agama, sastra, budaya, dan hak asasi manusia, aku bersedia menerima kepedulian dan keprihatinanku terhadap para binatang sebagai bahan "penggerak hidup", sesuatu yang membuatmu selalu ingin berpikir kritis dan bergerak untuk melakukan (dan menghasilkan) hal-hal yang bermanfaat. Walau begitu, ketertarikan ini ingin kusimpan dulu untuk memastikan nyalanya benar-benar besar dan bukan merupakan percikan panas sisa api unggun yang bisa padam sewaktu-waktu.

Selain menerima kesadaran (dan pengakuan) bahwa aku mulai menyukai traveling, juga menemukan ketertarikan untuk melindungi para binatang, ada hal lain yang terjadi belum lama ini dan dia masih tinggal di pikiranku sampai sekarang: bahwa aku mulai sedikit-sedikit memperhitungkan apa-apa saja yang perlu kusiapkan untuk graduate school. Baru ada tiga universitas yang di dalamnya kutemukan jurusan-jurusan yang nyerempet-nyerempet minatku: Kyunghee, SNU, dan Kyungpook. Tapi itu pun rasanya tidak cukup--"nyerempet" itu bukan satuan yang memuaskan. Aku harus gali-gali info lebih banyak lagi dan aku bingung karena setelah googling dengan berbagai kata kunci, apa yang kucari tak kunjung muncul di hasil pencarian. Malah yang keluar bukan universitas Korea Selatan, melainkan Amerika Serikat dan Inggris. Aku nggak pengin kuliah gradschool di Amerika Serikat dan Inggris. Maunya Korea Selatan. Mungkin aku harus mencoba sumber informasi lainnya. Departemen Bahasa Asing di kampus, misalnya. Atau OIA. Atau tempat kursus Bahasa Korea. Atau Korean Cultural Center. Atau kedutaan besar Korea sekalian. Walau demikian, aku cukup bersyukur karena sudah punya gambaran tentang jurusan yang akan kupilih. Antara East Asian Studies dan Korean Studies. It's still undecided, though. I'm open to new options that will come sooner or later. It's not that I will have to apply this year or next year. Aku ingin menikmati proses dan tidak terburu-buru.

Aku senang karena setelah merasa terombang-ambing tak tentu arah selama dua tahun terakhir, aku mulai berpijak dengan benar. Aku sekarang tahu apa yang ingin dan harus kulakukan. Rasanya seperti kabut-kabut rendah yang menghalangi dan mengganggu jalanku selama ini menipis, meninggi, dan menunjukkan kepadaku plang-plang yang memperjelas arah mana saja yang harus kuambil.

* * *

Info penting: Tepat dua minggu lagi aku akan pulang.

Info penting (lagi): Aku mau mengaktifkan kembali studygram dan bookstagram yang sudah enam bulan lebih ditinggal hiatus. Sudah mulai aktif di studygram, tapi bookstagram-nya masih otw. Cek (dan follow kalau suka) di inmaraudersmap dan bluebookbluebook. Terima kasih~

Date 2017.02.06
Location Dormitory
Music 놓아 놓아 놓아 by DAY6

No comments:

Post a Comment