Pages

Thursday, February 2, 2017

Halo Februari

Tiga hari terakhir Januari 2017 aku habiskan dengan jalan-jalan. Perasaan kerjaanku di sini jalan-jalan mulu ya lmao. But by jalan-jalan I mean jalan kaki dari learning center ke dorm, dan karena di sepanjang jalan ada banyak tempat yang bisa dikunjungi, maka bisa dibilang jalan kaki ini termasuk jalan-jalan yang berbau hiburan.

Minggu, 29 Januari 2017
Yang hari ini jalan-jalannya murni untuk hiburan, sih. Aku dan rombongan participant Indonesia berkunjung ke kediaman Pak Indra di dekat Rockwell. Kami disambut dengan hangat dan berkenalan dengan Om Fred yang bertugas di Mindanao. Mindanao itu sebuah wilayah di sebelah selatan Filipina yang dihuni banyak muslim. Wilayah ini bisa dibilang penuh konflik dan dianggap perusuh oleh pemerintah Filipina. Dari Om Fred kami tahu kalau Indonesia dimintai tolong menjadi penengah di antara Mindanao dan pemerintah Filipina, dan itulah alasan Om Fred dan beberapa orang Indonesia lainnya ditugaskan di Mindanao.

Bersama Pak Indra, istrinya, dan Om Fred, kami cerita-cerita dan mengobrol seru. Kami juga makan siang bareng (dan sangat bahagia karena bisa makan sambal lagi). Masakannya enak-enak banget huhu terima kasih, Tante ㅠㅠ Setelah makan siang, kami sholat zuhur berjamaah, lalu main-main sama anak-anak Pak Indra yang lucu-lucuuu. Yang cowok paling kecil namanya Rafa, suka banget lari-lari. Di saat kami akhirnya pamit dan harus pergi, Rafa kelihatan sedih banget gitu dan ngelihatin kami terus sampai kami hilang dari pandangan :')

Kunjungan ini menyenangkan dan menghangatkan hati banget. Terima kasih banyak Pak Indra dan keluarga beserta Om Fred yang telah bersedia menerima kami.



Karena rasanya garing dan gabut banget kalau langsung pulang ke dorm, kami memutuskan untuk mampir ke tempat hiburan terdekat dari perumahan Pak Indra, yang ternyata tak lain tak bukan adalah kawasan Rockwell di mana apartemen si Tante berada. Kami sightseeing kawasan ini yang rapi dan bersih banget kayak maket empat dimensi (?), kemudian proceed ke Powerplant Mall untuk nonton film. Di mall ini aku akhirnya merasakan pengalaman nyata jadi muslim minoritas yang nggak disediai tempat ibadah. Aku dan dua temen cowok berwudu di kamar mandi, kemudian salat asar di pojokan deket pintu masuk di basement mall. Kebetulan tempat ini sepi, tapi apakah kami menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat? Dilihatin sih iya. Siapa gitu yang nggak nengok ke arah orang yang baru beribadah di tempat kayak gitu. Tapi kalau sampai menjadi pusat perhatian gitu enggak, sih. Orang-orangnya pada biasa aja, malah ada yang nggak nengok sama sekali.

Anyway, rombongan kami terbagi menjadi dua tim yang nonton dua film berbeda, tim xXx dan tim LaLaLand. Tentunya aku termasuk tim xXx karena kalau disuruh milih satu di antara pilihan film aksi yang ada Vin Diesel dan Kak Kris-nya atau film musikal berbau romance yang I don't know anything about tapi lagi ngehits banget, aku akan milih film aksi (I'm more into action than romance anyway). Tapi awal tahun ini filmnya emang bagus-bagus sih. Selain xXx, yang masuk list to-watch-ku tak lain tak bukan adalah The Great Wall sama Resident Evil, tapi yang akan aku tonton selanjutnya (mungkin minggu depan) adalah The Great Wall. Kedengarannya hedon banget, ya. Katanya mau hidup hemat tapi malah nonton. Tiket bioskop di sini mahal, lagi. (Tapi nggak tahu sih kalo bioskopnya beda mungkin harga tiketnya beda juga, dan aku belum pernah ke bioskop lain selain yang di Powerplant.) Tapi sebelum ngejudge aku hedon mari mengingat kembali bahwa aku ini adalah 1) introvert yang berdedikasi, 2) homebody garis keras, 3) pengidap asociality, 4) that typical nerd, 5) mageran parah, dan kita tebalkan poin nomor 4: that typical nerd. Atau mungkin dalam situasi ini nerd-nya diganti jadi geek. Aku nggak menyediakan budget untuk jalan-jalan ke pulau lain, but I do menyediakan budget untuk film-film yang rilis ketika aku tinggal di kota ini. Jadi sejak awal dana untuk nonton film udah termasuk dalam budget list dan karena itu termasuk dalam budget list maka aku tidak merasa dan tidak akan menyebut nonton film sebagai hedon--tapi hedonnya dalam arti foya-foya harta benda--because if you look it up on the internet you'll find a wider meaning of hedonism and it might lead you to a different perspective than what I'm trying to imply but you get what I mean don't you so whatever.

Intinya aku senang karena alhamdulillah dapat kesempatan nonton filmnya Kak Kris~ Senang karena Kak Kris dapat peran kayak Jonathan Rys Meyers di Mission Impossible 3, tipikal karakter pembantu tokoh utama yang walaupun terkesan rada gabut (?) tapi tiap muncul selalu ganteng dan punya posisi penting untuk kelangsungan misi tokoh utama (yang tak lain tak bukan adalah Vin Diesel). Cuma aku rada terganggu sih sama beberapa scene yang rasanya nggak logis banget, kayak pas Om Donnie Yen jatuh dari pesawat dan nyampe daratan lebih dulu daripada Vin Diesel dan itu udah dalam keadaan bareng the squad, like kok bisa?? Kapan mereka ketemu? Sama pas motoran di laut itu kocak banget subhanallah sangat ridiculous tapi ya kreatif sih. Mbak Nina Dobrev lucu dan imut jadi geeky gitu orang sipil (atau lebih tepatnya orang lab) di antara orang-orang beraura soldier yang udah biasa berantem dan pegang senjata. Trus waktu Ice Cube muncul aku spontan bersiul (?) keras banget karena waw itu keren cuy dia tiba-tiba muncul di saat genting nolongin Kak Kris dan kawan-kawan meskipun tetap saja menimbulkan pertanyaan "Kok bisa??" Tapi ya yaudasi namanya juga film fiksi.

Setelah nonton, kami mampir ke apartemen si Tante untuk salat dan istirahat. Aku rada nggak nyangka sih akan kembali ke tempat itu, dan masih tetap awkward sama si Tante yang kelihatannya juga lagi capek, but my friends approached her and still in a way it was a pleasing meeting.

Setelah itu, aktivitas hari itu berakhir. Kami pulang. Naik Grab seperti biasa.



Oh! Aku lupa menceritakan sesuatu! Selama nunggu waktu filmnya tayang, aku dan temen-temen mampir-mampir dulu ke toko-toko yang menarik dikunjungi. Mampir doang tapi, nggak beli-beli. Aku mampir ke toko yang jual boneka-boneka lucu dan sedih karena ada boneka bebek yang tidak affordable :( Aku juga mampir ke Data Blitz, semacam toko game, karena aku suka game dan itu sarangnya Tirta banget dan walaupun cuma lihat-lihat doang tapi aku senang karena apa ya ya karena aku suka aja (?). Game-nya mahal btw (aku berharap lebih murah gitu supaya bisa beli wkwk). Harganya dua ribuan peso.... Nggak ada bedanya sama di Indo....

Setelah nonton, kami sempat mampir ke Marketplace bentar untuk jajan-jajan kecil (?) dan aku menemukan dua rak yang isinya produk Jepang dan Korea semua. Sebagai sampah Asia Timur tentunya aku bahagia hehe. Meskipun begitu, yang jajan-jajan kecil cuma temen-temenku. Aku nggak beli apa-apa~ tapi aku tetap senang~


Lucu banget sebangetbangetnya tapi juga mahal banget sebangetbangetnya.



Seandainya di dorm bisa masak, aku pasti beli ini.

Senin, 30 Januari 2017
Hari ini aku ke Intramuros! Fort Santiago! Sebuah must-visit bagi siapa pun yang pergi ke Manila! Akhirnya!

Tempatnya bagus dan bersih walaupun lebih kecil dari yang kubayangkan. Sangat menenangkan, apalagi kalau lagi nggak banyak orang. Ya serem juga sih karena reruntuhan benteng perang dan bekas penjara mana yang nggak meninggalkan aura serem. Tapi karena aku suka tempat kayak gini jadi ya seneng-seneng aja. Kami nggak naik delman karena 1) mahal, 2) ada agenda lain, 3) mau jalan ke tujuan wisata lain di dekat situ. Rada sedih sih karena aku pengin naik delman, tapi jalan kaki juga nggak ada salahnya. Kami jalan kaki ke Rizal Park, sekitar 1,9 kilometer jauhnya (yang sekarang terasa dekat--pokoknya kalau masih di kisaran satu atau dua kilo itu rasanya dekat) dan merasakan suasana dan atmosfer Manila yang sesungguhnya. Makati nggak kayak gitu, cuy. Mungkin kalau Makati itu Jakarta, Manila itu Jogja. Rasa tradisionalnya lebih kental dan ada lebih banyak bangunan kolonial, kayak Jogja di sekitar Nol Km.



Setelah ke Fort Santiago, kami langsung ke Quezon City. Ke Go Sushi untuk ngasih surprise ultah buat Nabyla. Sushi party gitu dikasih lilin. Sushi-nya enak banget tapi chicken teriyaki sama katsudon-nya tidak :') Habis itu nggak ke mana-mana lagi. Akunya emotionally capek dan nggak connect ngapa-ngapain lagi.

Nungguin Abang Grab yang akhirnya malah bablas meninggalkan kami -_- Akhirnya pesen lagi.

Selasa, 31 Januari 2017
Hari ini kami ngajar. Sejauh ini pulangnya selalu seru karena jalan kaki dan mampir-mampir. Hari ini kami nggak cuma mampir sih, soalnya emang punya tujuan beli kabel charger dan makan malam. Dari learning center, kami jalan kaki ke Ayala Malls lewat jalan yang belum pernah kami lewati dengan jalan kaki sebelumnya (tapi pernah satu kali pas naik Grab). Di jalan, di daerah yang rame gitu, ada restoran Korea dan Japanese Food Mart! Aku nggak ke restoran Koreanya sih karena itu di luar rencana banget dan nggak bisa kalo cuma sekadar mampir doang, tapi aku mampir ke Japanese Food Mart-nya dan beli es krim lucu yang enak banget. Kebetulan aku lagi pengin makan es krim lucu, dan rencananya mau beli di Greenbelt. Tapi ternyata di food mart ini ada jadi ya beli aja~ Lebih murah lagi harganya. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan di bawah langit mendung (dan gerimis) sampai ke Ayala Malls. Sesampainya di sana kami makan di Jollibee (tapi Kak Erin nongki di Coffee Bean). Seru ngakak-ngakak ngomongin si cewek Chinese yang apparently nyebelin banget karena jorok dan lemot :) Gara-gara orang ini aku jadi belajar kalau perasaan benci dan tidak suka itu nggak hanya perasaan belaka. Membenci dan tidak menyukai orang lain itu bisa punya alasan yang sangat logis, tidak hanya sekadar kamu cocok atau nggak sama orang itu. Contohnya sama si cewek Chinese ini. Kami para roommate dari Indonesia nggak ada yang suka sama dia karena dia orangnya nggak bersihan dan nggak mandiri in a way. Kalau ada apa-apa harus kami yang ngingetin dia dan dia nggak pernah berinisiatif sendiri (malah pernah secara terbuka beneran minta diingetin terus). Kan capek, ya. Toh kami di sini bukan buat ngurusin dan ngasuh orang kayak dia. Nggak heran kalau kadang kami jadi tertarik ngerjain dia supaya dia tahu rasa dan ngerti kalau di sini tuh dia yang harus beradaptasi dan menyesuaikan diri sama lingkungan, bukan malah lingkungan yang harus beradaptasi dan menyesuaikan diri sama dia. Ya masa dia nggak mau mandi karena di sini airnya terlalu dingin. Lah, di sini kan bukan Tiongkok, bukan rumah dia. Cari cara gimana kek supaya pas mandi airnya nggak kerasa dingin, bukan malah menolak mandi sampai bikin teman-teman sekamarnya jijik. Kami yang awalnya respect lama-lama jadi males sama dia.





Setelah makan malam di Greenbelt 1 dan Greenbelt 5, kami mampir ke Starbucks di Greenbelt 3 karena Intan dan Kak Erin mau ngecek tumblr Filipina. Sekalian kami semua beli minum sama camilan. Setelah itu nggak ke mana-mana lagi, langsung pulang ke dorm lewat Amorsolo St yang udah tiga kali ini kami lewati dan kali ini kami udah nggak butuh Maps lagi~

* * *

Harusnya postingan ini dipublikasikan kemarin tapi tertunda sehari karena koneksi yang kurang menyenangkan... Sekalian aja aku ceritain apa yang terjadi pada tanggal 1 Februari, ya.

Rabu, 1 Februari 2017
Hari ini aku akhirnya ke Little Tokyo, yay~ Karena konon tempat ini baru rame dan restonya baru pada buka jam lima sore, sekitar jam empat gitu aku sama kawan-kawan perempuan ke Starbucks dulu untuk mencari wi-fi lol dan ngerjain tugas masing-masing. Jam tujuh gitu baru pada kelar, tapi yang ke Little Tokyo cuma aku sama Nabyla. Little Tokyo bisa dibilang cukup dekat sama dorm-ku. Tinggal jalan kaki kurang lebih sepuluh menit.

Little Tokyo tu kayak tempat makan khusus makanan Jepang di Makati. Kecil dan sempit sih tapi semua restorannya otentik dan lingkungannya Jepang banget. Setelah browsing-browsing, aku memutuskan untuk ke Choto Stop dan Hana. Mau beli okonomiyaki tapi akhirnya males sama harga dan waktu pembuatannya. Choto Stop ini food mart yang jual aneka snack dan perkakas Jepang. Bumbu kare, nasi, sama rice cake yang biasanya dijadikan oleh-oleh itu ada semua. Snack-nya Shinchan juga ada dan aku beli satu hehe. Semua barang bisa dibilang harganya 80 PHP atau sekitar dua puluh ribu rupiah. Aku pengin beli makanan yang dibekukan dan nasi-lauk aneh-aneh yang kayaknya lucu, tapi nggak ngerti kanji jadi nggak bisa mencari tahu mana yang mengandung pork, mana yang enggak....

Setelah ke Choto Stop, aku dan Nabyla masuk ke Little Tokyo lewat gate-nya yang Jepang banget, trus mampir ke Hana. Hana ini restoran yang jual aneka makanan Jepang + takoyaki. Takoyaki! Dari dulu aku sukaaaaaaaa banget sama takoyaki. Rasa suka yang kebawa dari zaman ra enak, yaitu waktu aku masih anak jejepangan yang sering main ke bunkasai. Tapi kayaknya takoyaki Hana ini yang terenak yang pernah kumakan, karena 1) ukurannya gede, 2) dalemnya penuh, 3) guritanya banyak, 4) bumbunya banyak dan kerasa banget, 5) enak banget pokoknya aku sampai beli dua buat dimakan di dorm. Harganya murah, lagi! Nggak semurah di Indo yang sepuluh ribu dapet lima biji, sih. Di sini tiga puluh ribuan cuma dapet enam biji, tapi ya itu tadi, kualitasnya sangat tinggi. Apa mungkin karena aku tersugesti, ya? Soalnya dari review-review yang aku baca, nyaris semua restoran di Little Tokyo dimiliki oleh orang Jepang, bumbu dan bahan masakannya diimpor dari Jepang, dan dimasak oleh orang Jepang. Yang masak di Hana nggak kelihatan kayak orang Jepang, sih, karena ngomongnya pake tagalog wkwk tapi nggak tahu juga.... Aku nggak terlalu memperhatikan.

Sebelum ke Starbucks mampir ke Mini Stop dan ada pepero-pepero lucu ini.... Karena aku hoarder produk lucu Korea dan Jepang maka aku ya begitulah.... langsung beli :( Guilty pleasure banget huhu
Permen-permenan di Choto Stop
Takoyaki terenak~
Aku senang ada lagi satu tempat to-go yang bisa aku centang di jurnal. Setelah ini cuma tinggal The Mind Museum doang, but I'm not sure.... Tiketnya terbilang mahal dan tidak ada teman yang menunjukkan keinginan yang sama untuk mengunjungi museum keren ini.... Sedih :( Tapi dipasrahin sama Allah aja deh. Allah pasti memberi solusi.

* * *

Sisa minggu ini akan kuhabiskan dengan hemat habis-habisan (karena baiklah kuakui tiga hari terakhir ini aku terlalu boros) dan mau nggak mau menolak ajakan jalan yang tidak berfaedah. Ada rencana beach trip minggu ini tapi seperti yang sudah kamu tahu, there's no way aku mau ikut :)

Tak terasa waktu kepulanganku tinggal sebentar lagi. Excited~ Nggak sabar pengin kuliah dan ikut kursus bahasa Korea.

Date 2017.02.02
Location Dorm - Starbucks - Dorm
Music Ambitions (Album) by ONE OK ROCK

No comments:

Post a Comment