I'm in school break. Hanya tinggal sebulan sampai kuliah dimulai lagi. Itu pun nggak mungkin sebulan gabut total (lmao) karena aku bakal sibuk ngurusin ospek fakultas (I know the event is not called "ospek" anymore, but apparently people are mostly used to getting an idea from a familiar term). Aku bingung apakah aku harus senang udah mau masuk kuliah lagi, atau sedih karena akan kehilangan waktu-waktu gabut yang bisa kugunakan untuk tidur, internetan, baca buku, belajar bahasa asing, dan nulis--basically hal-hal yang aku suka.
How's my break so far? Did I learn something?
I learned that the things that I used to like or I'm not sure if I really like can actually get to you over time and you'll realize that they are what are true for you. I like science, for instance, and I didn't know how much I like it until I realized that I keep choosing the topic over anything else. I'm so attracted to it, now matter how hard I try to remind myself that I am no science person, dude-self, I can barely remember numbers and I'm a just a superficial learner. But science is not all about numbers, thorough researches, and long-term memorizations, isn't it? Sama halnya dengan seni. Musik, patung, lukisan; mereka punya penikmat-penikmat tersendiri yang nggak pernah merasa bersalah karena nggak bisa main musik, memahat, dan menggambar. Kenapa sains harus berbeda? Sains toh juga bisa dinikmati. Maka aku adalah penikmat sains.
Aku sangat, sangat, sangat menyesal karena telah menyepelekan pelajaran-pelajaran sains selama masa sekolah menengah. Fisika, Matematika, dan Kimia terutama, karena apparently aku nggak pernah nggak suka Biologi (kapan aku pernah nggak suka belajar tentang teman-temanku sendiri, para binatang dan tumbuhan? Aku nggak ingat). Aku menyepelekan mereka karena kebawa pengaruh mayoritas di sekitarku yang menganggap pelajaran-pelajaran ini susah dan menyebalkan. Novel-novel teenlit yang sering kubaca sewaktu aku masih di sekolah menengah itu, mana yang bilang Fisika nggak nyebelin? Mana yang bilang guru Matematika nggak killer? Mana yang bilang Sejarah itu seru? Sementara itu, anak-anak yang menyukai pelajaran-pelajaran ini dideskripsikan sebagai anak-anak yang aneh, unik, beda, kutu buku, nerd. Baru belum lama ini aja aku sadar kalau semua stereotip itu misleading. Alias sesat. Aku juga pernah nulis stereotip-stereotip itu di ceritaku sendiri, tapi setelah kupikir-pikir lagi, naskah tertuaku punya Tirta yang sayang Kimia tapi nggak nerd. He's more of a geek. Nawang sayang Matematika. Adit nggak bisa hidup tanpa Astronomi dan Ekonomi, pokoknya yang banyak angkanya, and I admit it was too overwhelming writing his story. Bahkan Dayan yang bandel juga suka Fisika. Rendi? Umm... Rendi... Percaya atau nggak, it is not written anywhere in the published stories, but after he took a year gap, he actually went to college, major in Geography. Kenapa Geografi? Karena banyak kuliah lapangannya dan mempelajari hal-hal di sekitar Rendi yang Rendi lihat dan temukan ketika dia bertualang di alam. Menurutku itu jurusan yang paling masuk akal buat dia karena aku sama sekali nggak bisa membayangkan dia belajar di kelas, apalagi nongki di perpustakaan. Dibandingkan dengan kemungkinan Rendi belajar di kelas dan nongki di perpustakaan, masih lebih masuk akal kemungkinan dia jadi Tarzan.
It was Tirta who said that
in the unpublished story
that I just made up a few secs ago.
Setelah banyak bergaul sama NCT, aku pun sadar kalau Tirta adalah orang yang mulutnya ter-savage di antara mereka berlima (bahkan bersepuluh).
Well belajar Geografi tetep banyak baca dan menghafalnya (+ menghitung + menggambar) tapi setidaknya Rendi punya lebih banyak kesempatan jalan-jalan dan bermain-main di luar ruangan.
Anyway, yeah, I love science and I hope people in this country stop looking down on it. Kapan Indonesia bisa punya jurusan Spacecraft Engineering kalau sains di-alienate terus?
* * *
Recently, I tried out Spotify's features that have always been there all this time but I was never interested in seeing how they work, and I discovered this podcast things that is awfully hell yeah awesome. No one ever told me about cool podcasts being available on Spotify because apparently there's no one ever to share this kind of thing with me (which is sad, but come to think of it, I've been discovering things on my own since I was a kid). I don't know if it's available to play in Spotify Free, though, because mine has been upgraded to Premium and I'll never use Spotify if it is not Premium, but if you're a podcast listener dan orang yang sangat suka belajar kayak aku (a nerd, in short) and apparently not a Premium user, it'll worth every penny you spend for starting the monthly subscription.
Here, some screenshots from my cellphone.
Pretty basic. Discover everything in Browse, and you'll be able to track what you've been checking out in Your Library. |
This is what you see in the "Podcasts". Choose what rises your eyebrows. I was instantly attracted to Stuff You Miss in History Class lol |
The topics. |
Pretty board categories. |
The podcast. |
Aku kesel banget lihat ini harusnya aku bisa belajar materi planet dari sini waktu SMA dulu. But then emangnya podcast ini udah ada waktu aku masih SMA? |
For y'all Potterheads. |
Can we use it to study in Hogwarts? |
Aren't they cool?!
This is how it looks in Your Library.
Man! I've been putting off my plan to listen to online lectures to drive my brain to sleep because I only know Youtube and it's too ribet to keep playing videos while you try to sleep, and I never try podcasts because I didn't think podcasts were cool ( = a huge mistake). But now... I changed my mind. There's no way I won't change my mind after it got blown by this feature on Spotify. Dude. I love Spotify so much.
* * *
Aku jadi pengin cerita tentang cerita terbaruku, tentang aku yang akhirnya nulis lagi setelah sekian lama, tapi itu lain kali aja.
Ini udah jam sebelas jadi aku harus udahan di sini.
Bye.
Date 2017/07/14
Location Grandma's House
Music Is a Head Transplant Really A Thing? - Stuff You Should Know